Rabu, 25 Agustus 2010

Tikungan:sebuah kenangan di bulan 12

kala itu kemarau belum memudar,
tapi selapis gerimis tipis telah menyapa di batas dua dunia.
maghrib baru saja pamit saat kami terpaku di tikungan ke tiga...


di jalan menikung itu, tanpa sengaja kami mulai meresapi belaian angin yang menjadi dingin dan
cahaya kota yang lama-lama menjadi suram.
laut tenang di mata dan hatinya seolah melengkapi suasana kota yang mesra
tanpa terasa, kami jatuh hati
sebuah perjanjian telah disepakati tanpa syarat
hanya renjana yang lamat-lamat menyusup....


kini, beberapa musim telah beralu dari bulan dua belas di jalan menikung itu,
sejak kemarau mengembun hingga kini saaat hujan menghangat
namun, ternyata perjanjian itu hanya seperti kembang plastik yang abadi dan tidak layu, tapi palsu....


(masih untuk seseorang dengan laut tenang di mata dan hatinya)
24 agustus 2010

NB:oleh joen tanpa mers sahabatku

1 komentar:

ade mengatakan...

makasih buat temen aku yang udah nyumbang artikelnya hehhee